Laman

Selasa, 03 Juni 2014

Visi Pertanian Capres Jangan Cuma Hebat di Konsep


Visi Pertanian Capres Jangan Cuma Hebat di Konsep  

Jakarta - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia, Riyono, berharap visi calon presiden dan wakil presiden soal pertanian benar-benar menyentuh dan berpihak pada kesejahteraan petani. "Itu sangat krusial bagi petani," kata dia saat dihubungi, Selasa, 3 Juni 2014. 

Riyono meminta visi pertanian yang menjadi andalan para calon pemimpin pemerintahan itu jangan hanya hebat di tingkat gagasan konseptual. "Harus bisa diterapkan dan dirasakan hasilnya," ucapnya.  

Sebelumnya, calon presiden yang diusung PDI Perjuangan, Joko Widodo, menyatakan prihatin dengan timpangnya perbandingan antara jumlah konsumsi dibanding jumlah produksi hasil pertanian. "Indonesia harus menjadi negara produksi, bukan negara konsumsi seperti yang selama ini kita rasakan," ujar Joko Widodo pada Senin, 2 Juni 2014 di sela kunjungan ke Keraton Yogyakarta.

Naiknya volume impor komoditas pertanian, kata Joko Widodo, disebabkan karena rakyat Indonesia terlena dengan harga komoditas impor yang lebih murah. "Sedikit-sedikit impor karena alasan murah, padahal petani kita masih mampu menanamnya," ujarnya.

Selain itu, Joko Widodo juga menyoroti maraknya alih fungsi lahan pertanian yang menyebabkan merosotnya luas area tanam. "Jangan ada lagi konversi lahan pertanian ke pertambangan, lahan pertanian ke perumahan, lahan pertanian ke industri. Itu sudah harus mulai dihentikan," kata dia di depan ratusan sukarelawan pendukungnya di Yogyakarta, kemarin. 

Di lain pihak, permasalahan kelangkaan pupuk dan pestisida yang kerap dialami petani, Joko Widodo mengusulkan agar petani beralih ke produk organik. "Pupuk kompos dan pestisida alami harus mulai digunakan agar petani terhindar dari biaya produksi pupuk dan pestisida yang terus naik," tuturnya. 

Joko Widodo juga mengagas adanya bank pertanian untuk mengantisipasi petani agar tidak terjerat utang pada rentenir. Ia juga menghendaki rantai distribusi hasil pertanian dibuat lebih ringkas. "Pasar dan petani harus didekatkan jaraknya agar petani bisa menikmati kenaikan pendapatan," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar